Selasa, 09 Agustus 2011

"Belum ada judul"

Ini kutulis ketika riduku membuncah...
tak biasa..
setiap inci dari tubuhku meminta mengingatmu
setiap sel di kepalaku meminta mengingatmu
setiap rasa dan logikaku meminta mengingatmu
memaksaku mengingatmu
sudah ku ingat
sudah...
tapi...
kenapa jadi kosong dan hampa begini?
ini mungkin hanya pertanda
atau hanya fatamorgana
Bias hujan sore itu
membekas menambah kepingan-kepingan rindu
yang kuceritakan pada Senja  untukmu
Aku masih ingin menjadi ilalang
menari diterpa angin malam, dingin...
ku tulis syair rindu ini sembari
mengeja kata yang kutulis
tunduk, bersama air mata 
tapi, kau tenang saja masih bisa terbaca
Mungkinkah ada Matahari di cerita kita
Cerita yang sudah jadi gelap...
kau diam...
aku menunggu jawaban
tak ada jawaban
kenapa kau jadi takut?
bukankan ini cerita tentang rasa..
tiada teori pasti
apalagi harus tunduk dengan aturan orang-orang

kau masih diam
tak ada jawaban

sekarang....aku masih berupa ilalang di tengah hutan...
dicumbu ribuan kunang-kunang...

ya...mungkin sepi ini akan jauh lebih menenangkan....




Hujan..selalu abadikan tiap ceritaku bersamamu....semoga kau tau



di sudut imajinasiku, sendiri berbincang bersama waktu
untuk mengenangmu..
Hari ke-9 masih di bulan dan tahun yang sama...

















Senin, 08 Agustus 2011

Ini hari ke- 8 di bulan Agustus
Masih di tahun yang sama. . .

ini sore, aku di temani bau udara yang sama
masih menunggu senja, entah karena apa, aku jadi merindukan semburat jingga di langit yang merah.Ada petikan akustik gitar sederhana dari blog muridku yang ku dengat. Sangat tenang, meneduhkan, aku belum sempat belajar metik gitar. Biar aku bisa terus menghiburmu, mungkin seperti itu.


Banyak cerita yang ternyata sudah jauh berbeda...Banyak sekali sangat banyak, tapi aku belum mau menyerah untuk ini. kau tidak keberatan kan?
karena Matahari, esok akan tetap bersinar, pasti apapun yang terjadi.
Bersemangatlah...aku sangat merindukan senyummu yang meneduhkan itu.....