Jumat, 27 Agustus 2010

Senja di Tepi Langit

Hmmm....
Ini Catatan pertama Matahari, terima kasih untuk waktu yang mengajak berdiskusi di bawah cakrawala..






" Belum Ada Judul"


Bilang selamat tinggal pada siang
Matahari telah ringkih
Digeluti angin juga badai
Makin nanar tanpa arah
Senjapun jadi pasrah
Menyaksikan siang menjemput ajal oleh malam
Tepi langin kaku, jadi makin pilu
Tak ada riak air, semua jadi beku
Rintihan tangis Purnama samar menjelma
Wajah galau takut pada malam
Sudahlah...!
Berhenti risaukan ini dan itu
Bila semua tak punya arti!
Soal gelap dan terang, itu hanya cara Tuhan...

Minggu, 22 Agustus 2010

Tentang Wanita

Suatu hari ketika Tuhan menciptakan wanita, Dia lembur pada hari ke enam, malaikat heran, kemudian datang malaikat dan terjadilah perbincangan antara malikat dan Tuhan.

Malaikat : "Mengapa begitu lama, Tuhan?", tanya malaikat.

Tuhan : "Sudahkah engkau lihat semua detail yg Saya buat untuk menciptakan mereka!", jawab Tuhan.

Malaikat : (malaikat terdiam, memperhatikan)

Tuhan : " kedua tangan ini harus dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik, setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjada banyak anak pada saat bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan..., dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini." jelas Tuhan

Malaikat : (Malaikat takjub setelah mendengar penjelasan Tuhan) "Hanya dengan dua tangan ini!? Impossible, dan itu model standar!!"
"Sudahlah Tuhan, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya". Pinta Malaikat.

Tuhan : "Oh tidak, Saya akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit Saya"
"Oh ya.., dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 15 jam sehari"

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan Tuhai itu.

Malaikat : "Tapi engkau membuatnya begi lembut Tuhan". Ucap Malaikat.

Tuhan : "yah... Saya membuatnya begitu lembut, tetapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang Saya berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yg luar biasa", Jelas Tuhan.

Malaikat : "dia bisa berfikir?", tanya Malaikat

Tuhan : "Tidak hanya berfikir, dia mampu bernegosiasi"

Malaikat mendekat dan menyentuh dagunya.

Malaikat : "Tuhan, Engkau buat ciptaan ini kelihatan lelah dan rapuh!, seolah terlalu banyak beban baginya''. Ungkap Malaikat.

Tuhan : " itu bukan lelah atau rapuh. . .itu air mata" koreksi Tuhan.

Malaikat : "untuk apa?", tanya Malaikat.

Tuhan melanjutkan. . .

Tuhan : "Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan,cinta,kesepian, penderitaan juga kebahagiaan". Jelas Tuhan.

Malaikat : "Luar biasa, Engkau jenius Tuhan" kata Malaikat.
"Engkau memikirkan segala sesuatunya, wanita ciptaan-Mu ini akan sungguh menakjubkan!". Ungkap Malaikat kagum.

Tuhan : " ya. . . Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. dia dapat mengatasi beban melebihi laki-laki"
"dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri''
"dia juga mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan".
"dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketidakadilan".
"dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik".
"dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya, dia membawa temannya yang sakit untuk berobat".
"Cintanya tanpa syarat".
"dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa. dia begitu bahagia mendengar kelahiran, hanya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.''
"dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup, dia tau bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka".
"Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita, dia lupa betapa berharganya dia!"



Kawan-kawan Matahari, tulisan ini saya kutip dari www.lintangs5.com, sedikit saya edit tanpa mengurangi maksud penulis sebelumnya. Apabila kawan membaca tulisan ini segera sampaikan tulisan ini pada adik, kakak, sahabat, kawan, teman, siswa, tetangga perempuanmu. Agar mereka menyadari betapa berarti dan berharganya mereka.
Semangat!

Sabtu, 21 Agustus 2010

"Hidup dan Sebatang Pohon"

 
Jika hanya melihat ke belakang, hidup ini seperti pohon saja. Dahulu kita lahir ke dunia dengan sebab dan cara yang selalu sama, sebab dan cara yang itu-itu juga. Dimasa bocah kita bertemu layaknya cabang-cabang akar pohon yang bertemu di pangkal pokok sang pohon. Kita lalui masa-masa kecil dan masa-masa remaja kita bersama-sama, ibarat pokok pohon yang menjulang ke atas.

Selepas masa remaja, beberapa dari kita mulai berpisah, seperti dahan-dahan pohon, ada yang tumbuh ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakan dan ke atas. Memasuki masa dewasa, saat kita sudah selesai dengan pencarian jati diri, kita pun berpisah lagi, seperti cabang-cabang yang berpisah pada sebuah dahan pohon. Ada yang ke kiri, ke kanan, ke belakang, ke atas, ada juga yang patah. Setelah itu, kita masih akan dan terus berpisah, seperti ranting-ranting yang meninggalkan cabang pohon, ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang, ke atas, ada pula yang gugur.

Semakin banyak waktu kita lewati, sadarlah kita bahwa kita sudah tidak lagi bersama-sama sebagaimana kita di pokok pohon dulu, sadarlah kita bahwa waktu terentang di belakang kita, semakin kita tak lagi sama, semakin kita banyak berbeda.

Karena waktu tak berhenti bekerja, pada akhirnya kita pun mendapati diri kira seperti ujung sebuah ranting kering yang sendirian menuding lempang kepada langit biru. Kita menunggu giliran untuk patah diterpa angin perkasa dan jatuh ke tanah...Meskipun tujuan akhirnya sama, sebab dan cara mari selalulah berbeda, dari yang mewah dan heroik samapai sama sekali tak populer...

" Kisah Langit Merah"
Hal. 148-149
Tulisan di atas saya kutip dari novel karya Bubin Lantang. Pohon adalah sebuah analogi sederhana tentang hidup, tanpa kita sadari mungkin kita seperti pohon, atau pohon telah menggambarkan kehidupan kita tanpa kita sadari, yahhh...bila kita berkenan belajar dari hal-hal sederhana.
Saya punya cerita sederhana nich..
oh ya kisah ini bermula dari sebutir biji pohon ekk, tau???
dia ditanam di tanah yang subur, wahhhh akhirnya dia menjadi benih..
cantik..
mungil...
namun rapuh..
hari berganti, sang benih menjadi batang kecil yang menawan...
indah,
hijau..
tapi dia lemah..

terus..terus..
dapat kita rasakan semangatnya untuk tetap tumbuh..
akhirnya..

dia jadi pohon yang TANGGUH..
Rindang, dan mampu memberi perlindungan pada siapapun yang berteduh di bawahnya..
bocah-bocah yang bermain,
aman bernaung dibawahnya..

kian hari ia makin gagah..
makin lembut, karena ada pucuk-pucuk bunga ditiap rantingnya...
dia semakin menawan..
ada angin yang mengetarkan tiap rantinnya..
ia sanggup menjaga bunganya dari waktu kewaktu, hingga akhirnya bunga tersebut menjadi buah...

berguguran, tertiup angin,..
dibawa bocah-bocah itu kekota lain..
dibawa hewan-hewan itu
ke hutan yang lain..

akhirnya habis, ia gundah akankah anak-anaknya dapat tumbuh sepertinya???

tapi waktu terus berjalan, waktu tidak akan bertanya dia sedih, gundah ataupun menangis,..
waktu akan menjadi waktu,
dan sang pohon tetaplah menjadi pohon...

semangat yang hebat bukan!,
sayang kita tak bisa mendengar suaranya..
tapi lihatlah dengan hati..
rasakan dengan jiwa..
dengarkan baik-baik..
kita temukan sesuatu darinya..
begitulah hidup..
terus berjalan..
terus..
terus...
terus..

hingga perhentian yang terakhir..
apakah itu "MATI"...
Tapi hidup tidak sesederhana itukan, hanya menunggu mati....
Semangat! meski semangat bukan solusi taktis nich, karena kita perlu kerja keras.....