Sabtu, 21 Agustus 2010

"Hidup dan Sebatang Pohon"

 
Jika hanya melihat ke belakang, hidup ini seperti pohon saja. Dahulu kita lahir ke dunia dengan sebab dan cara yang selalu sama, sebab dan cara yang itu-itu juga. Dimasa bocah kita bertemu layaknya cabang-cabang akar pohon yang bertemu di pangkal pokok sang pohon. Kita lalui masa-masa kecil dan masa-masa remaja kita bersama-sama, ibarat pokok pohon yang menjulang ke atas.

Selepas masa remaja, beberapa dari kita mulai berpisah, seperti dahan-dahan pohon, ada yang tumbuh ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakan dan ke atas. Memasuki masa dewasa, saat kita sudah selesai dengan pencarian jati diri, kita pun berpisah lagi, seperti cabang-cabang yang berpisah pada sebuah dahan pohon. Ada yang ke kiri, ke kanan, ke belakang, ke atas, ada juga yang patah. Setelah itu, kita masih akan dan terus berpisah, seperti ranting-ranting yang meninggalkan cabang pohon, ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang, ke atas, ada pula yang gugur.

Semakin banyak waktu kita lewati, sadarlah kita bahwa kita sudah tidak lagi bersama-sama sebagaimana kita di pokok pohon dulu, sadarlah kita bahwa waktu terentang di belakang kita, semakin kita tak lagi sama, semakin kita banyak berbeda.

Karena waktu tak berhenti bekerja, pada akhirnya kita pun mendapati diri kira seperti ujung sebuah ranting kering yang sendirian menuding lempang kepada langit biru. Kita menunggu giliran untuk patah diterpa angin perkasa dan jatuh ke tanah...Meskipun tujuan akhirnya sama, sebab dan cara mari selalulah berbeda, dari yang mewah dan heroik samapai sama sekali tak populer...

" Kisah Langit Merah"
Hal. 148-149
Tulisan di atas saya kutip dari novel karya Bubin Lantang. Pohon adalah sebuah analogi sederhana tentang hidup, tanpa kita sadari mungkin kita seperti pohon, atau pohon telah menggambarkan kehidupan kita tanpa kita sadari, yahhh...bila kita berkenan belajar dari hal-hal sederhana.
Saya punya cerita sederhana nich..
oh ya kisah ini bermula dari sebutir biji pohon ekk, tau???
dia ditanam di tanah yang subur, wahhhh akhirnya dia menjadi benih..
cantik..
mungil...
namun rapuh..
hari berganti, sang benih menjadi batang kecil yang menawan...
indah,
hijau..
tapi dia lemah..

terus..terus..
dapat kita rasakan semangatnya untuk tetap tumbuh..
akhirnya..

dia jadi pohon yang TANGGUH..
Rindang, dan mampu memberi perlindungan pada siapapun yang berteduh di bawahnya..
bocah-bocah yang bermain,
aman bernaung dibawahnya..

kian hari ia makin gagah..
makin lembut, karena ada pucuk-pucuk bunga ditiap rantingnya...
dia semakin menawan..
ada angin yang mengetarkan tiap rantinnya..
ia sanggup menjaga bunganya dari waktu kewaktu, hingga akhirnya bunga tersebut menjadi buah...

berguguran, tertiup angin,..
dibawa bocah-bocah itu kekota lain..
dibawa hewan-hewan itu
ke hutan yang lain..

akhirnya habis, ia gundah akankah anak-anaknya dapat tumbuh sepertinya???

tapi waktu terus berjalan, waktu tidak akan bertanya dia sedih, gundah ataupun menangis,..
waktu akan menjadi waktu,
dan sang pohon tetaplah menjadi pohon...

semangat yang hebat bukan!,
sayang kita tak bisa mendengar suaranya..
tapi lihatlah dengan hati..
rasakan dengan jiwa..
dengarkan baik-baik..
kita temukan sesuatu darinya..
begitulah hidup..
terus berjalan..
terus..
terus...
terus..

hingga perhentian yang terakhir..
apakah itu "MATI"...
Tapi hidup tidak sesederhana itukan, hanya menunggu mati....
Semangat! meski semangat bukan solusi taktis nich, karena kita perlu kerja keras.....

1 komentar:

  1. sip sudah... tulisan perdana yg lumayan "ehem ehem" hehehe..

    semangat!

    BalasHapus