Sabtu, 18 September 2010

Berkawan dengan Paradoks, jadi Mengenal Parodi

Hai....
Ini catatanku yang keempat...
Aku tetap ingin dan selalu ingin jadi "Mataharimu", bagaimana? kau masih sepakat akan hal ini kan?

Hmmmm, mungkin kalau catatan-catatan ini dibukukan lebih tebal dari skripsiku ya, yang aku sendiri belum tau nanti tebalnya seberapa (maksudnya skripsiku). Yah, inilah keajaiban dari kata, karena kata mampu abadikan cerita yang akan selalu jadi kisah. Kisah yang akan dikenang, entah kisah itu bisa buat kita tersenyum dan tertawa, atau mengerengut dan harus menguraikan air mata. Entahlah...inilah hidup, karena hidup adalah soal keberania untuk menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar, yang bisa dilakukan adalah mengerima dan menghadapi. Kalau tidak begitu maka kita akan "mati", jadi sampah yang hanya memenuhi bumi.

Aku jadi rajin menulis sekarang. Ntahlah....mungkin bagiku ini semua sangat penting. Yah...selama tangan ku masih hafal dengan benar letak tuts di keyboard komputer meski telingaku tak bisa mendengar lagi, mataku tak bisa melihat lagi, dan aku tak bisa bicara lagi, tapi kepalaku masih bisa ku ajak untuk mengingat semua hal, aku tidak akan berhenti menulis selama nafasku masih ada, meski tersengal tinggal satu-satu, aku akan tetap menulis. Akan kuceritakan apa saja yang terjadi padaku hari demi hari, apa yang kulihat, kudengar, dan kurasakan, juga tentang apa yang ku pikirkan. Kau tau kenapa, karena kita "sekarang" hanya punya sedikit waktu untuk bercerita. Tapi, itu tak jadi masalah buatku, aku akan selalu baik-baik saja. Yah...sejak ku dedikasikan diriku untuk menjadi wanita "tidak biasa", aku akan selalu baik-baik saja, apapun yang terjadi nanti. he he he...kau bisa lihat kan, aku wanita yang penuh dengan semangat!

Apa kabarmu hari ini? senja menyapaku saat aku menulis ini, dia tanya kabarmu tuh. Aku bilang kamu selalu baik-baik saja, karena aku masih tersenyum...(kok gak nyambung ya?)

Sial!
aku harus berhenti lagi, sesuatu merusak moodku lagi. Nanti aku kembali, kuteruskan cerita ini, semoga besok aku masih punya sedikit waktu, kau bersedia menunggu kan?
***



Hai, aku kembali lagi. . .
Hari ini  tanggal 11 Oktober 2010, aku punya 10 menit untuk menyelesaikan cerita ini, semoga kau membaca. he he he.
dan maaf...lagi-lagi aku tak bisa tuntaskan cerita ini...
****


apa kabarmu? kau masih bahagia kan?? angin masih menyapamu kan? kalau ia berarti kau bahagia. Yahhhh....seperti yang pernah ku katakan di catatan lalu, bahagia itu sedehana...selama kau masih bisa merasakan angin berarti kau bahagia...


Ehhhh...11 Oktober lalu ternyata tidak cukup buatku untuk menyelesaikan cerita ini. Aku melanjutkannya lagi hari ini, 20 Oktober di tahun yang sama...kau tidak marah kan?



Jumat, 17 September 2010

Potongan Kecil. . .

Problematika adalah makanan pokok manusia sejati. Kekalahan demi kekalahan adalah vitamin. Kau akan menjadi seonggok makhluk tambun jika hanya punya waktu tidur nyenyak dan hidup enak, tetapi jiwa dan hatimu seperti sebatang lidi...

ayo ayunkan langkahmu lebih jauh lagi, lebih besar lagi! Wartakan semangatmu yang berkobar-kobar itu! Bumi bukanlah tempat bagi peratap yang terus-terusan mengeluh dan minta dikasihani. Manusia-manusia pucat kurang kena sinar matahari serupa itu tak sepantasnya lahir ke bumi...

Ingat baik-baik kala kamu bocah, harus berjualan di sekolah demi mengumpulkan lembaran rupiah untuk uang sekolah. Ingat baik-baik, ketika bocah seusiamu dimanja dengan fasilitas, kamu menghabiskan waktumu di dapur yang panas sambil memegang buku, sekedar membantu ibumu.

Ingat, kamu harus berjalan kaki ke sekolah semasa SMP dan SMA, ketika teman sebayamu merengek minta motor dah HP

Tapi selama itu kamu tak pernah mengecewakan orang tuamu dan selalu membuat Ayahmu tersenyum dengan prestasimu. Setidaknya peringkat ke -3 itu minimal, bahkan kamu berturut-turut ada diperingkat ke-1..

Ingat ketika kawan-kawanmu hanya menanti uang bulanan dari kedua orang tuanya, tapi kamu mampu mengumpulkan uang sendiri dengan kerja kerasmu tiap bulan tanpa meminta, demi membayar sks-sks kuliahmu. Ingat, ketika kawan-kawanmu dibekali berbagai fasilitas, kamu harus tebeng sana-sini untuk tugasmu, tidak jarang mengerjakan tugas mereka juga demi pinjaman laptop ataupun komputer, tapi selama itu angka-angka yang tertera di KHSmu jauh lebih baik dibandingkan mereka..

Sekarang...
Mimpi yang kau tanam, kau pupuk juga kau jaga selama belasan tahun, atas motivasi gurumu sewaktu kelas tiga SD hampir tercapai, selangkah lagi...
Jadi, jangan gentar, jangan takut meski jiwamu selalu diselimuti rasa ragu...!!!
Teruslah bersabar seperti biasanya dengan rasa sakit yang kau terima...
Nilai hanya sekerdar angka...
Dan soal lulusmu itu cuma hitungan waktu yang terpenting kau tau untuk apa hidupmu !!! 

Kamis, 16 September 2010

Mereka yang Belajar "Bermimipi"

"Aku merestui keberangkatanmu Nak...!
Semangat! ingat yang terpenting dari perjalananmu bukan sekedar mengumpulkan angka-angka,,,
tapi membenahi sikap dan memapankan diri jadi pria dewasa..."



Ini catatanku yang ketiga...
Yah....untukmu! kamu, yang secara tidak langsung telah menjadikan aku "penulis" kecil di duniaku..
Apa kabarmu pagi ini? hmmmmm...yang ku tau kau tengah sibuk dengan aktifitasmu, bergelut dengan pasir dan debu. kau juga selalu bercumbu dengan matahari. Coba kau lihat, kulitmu kadang jadi putih dan coklat. Matahari memang usil, dia mengodamu tuh...karena dia tau aku selalu merindukanmu di sini.

Aku bahagia pagi ini, kau tau apa yang membuatku bahagia?
Dengan wajah mengkerut  kau akan berkata "mana ku tau!". Hmmmm, aku jadi terseyum dengan tingkahmu itu.
Baiklah akan ku katakan kepadamu, yang membuatku  bahagia, hari ini yaitu ketika "sms"ku kau balas...hehehe...
Bagiku itu sangat penting, makanya aku senang...
Sebentar ya...!, ku hentikan dulu menulis catatan ini...aku sambil kerja sich...sebelum "tatapan-tatapan tertentu" menatapku lebih tajam, aku berhenti dulu ya, nanti aku tulis  lagi...
Aku punya cerita untukmu tentang kutipanku yang di tulis di atas. Itu adalah pesan yang ku tulis untuk siswaku. Sabar dulu ya, ada banyak kisah yang akan ku tuturkan padamu! Semangat....
Nanti aku kembali lagi, untuk waktu yang tidak bisa ditentukan...
***


Aku kembali lagi...
he he he...
seperti janjiku tadi, aku kembali lagi. Sekarang, hari telah sore. Waktu yang tepat untuk bercengkrama dengan senja, dengan udara yang sama seperti waktu itu semoga kau tidak lupa.Semua yang ku lalui sampai detik ini sangat luar biasa, banyak hal yang buat aku mengerti, kalau hidup bukan untuk sesuatu yang disia-siakan. Terlebih lagi diratapi, karena aku telah berani bermimpi, maka aku benar-benar menikmati ini! sakit saat terpuruk, bahagia ketika mencoba bangkit, dan selalu semangat meski langkahku diselimuti rasa ragu.


Oh ya...
Tentang kata diatas, seperti yang kubilang, itu pesan yang kutulis untuk siswaku yang sangat dekat dengan aku. kau jangan cemburu ya, karena dia seperti Akip, jadi masih ingusan. ho ho ho..
Awalnya, aku menganggap bocah itu biasa. Seperti bocah kebanyakan di Primagama. Tapi tiap tahun selalu ada beberapa siswa yang sangat dekat dengan ku, bahkan ketika mereka merantau selalu bercerita. Dia nampak judes, bocah pintar, dari keluarga berada. Sepertinya kedua orang tuanya telah mempersiapkan masa depannya. Saat ini dia tercatat sebagai mahasiswa Teknik Sipil di Universitas Diponogoro, Semarang.
Karena kesalahan teknis DMI, aku jadi berurusan dengan bocah itu,hampir setiap bimbingan dia tanya hasil tes DMInya yang belum tiba. Jadi kami ngobrol deh...
termasuk aku ceritakan kedodolanku semasa kuliah, sampai hari ini aku jadi masiswa kok. Yang buat aku tersenyum, dia jadikan pesanku itu sebagai identitas atau catatan pentingnya di facebooknya. Tadi dia dan teman-temannya datang ke kantor "mbak, ademu datang" sambil cium tangan. Tau gak, aku ngerasa jadi guru sekarang.
ho ho ho...
Jadi malu...



Aku ceritakan itu biar kau tau mimpiku, nanti di masa waktu yang gak tentu kapan, aku mau bikin sekolah untuk anak-anak yang gak punya harapan, atau anak-anak yang gak tau di mana harapannya.

Sekolah yang gak dibatasi kurikulum sekolah dan diktat-diktat tebal. Nanti aku jadi kepala sekolahnya, dan ketika anak-anak itu lulus, mereka mengerti cara jadi manusia dan tau cara hidup. Bukan sekedar merengek minta pekerjaan atau jadi pengangguran...


Aku hanya akan jadi sampah kalau gampang menyerah..


semangat! Tulisan ini belum benar-benar selesai, tunggu ya...
nanti aku bawakan cerita lagi...