Kamis, 16 September 2010

Mereka yang Belajar "Bermimipi"

"Aku merestui keberangkatanmu Nak...!
Semangat! ingat yang terpenting dari perjalananmu bukan sekedar mengumpulkan angka-angka,,,
tapi membenahi sikap dan memapankan diri jadi pria dewasa..."



Ini catatanku yang ketiga...
Yah....untukmu! kamu, yang secara tidak langsung telah menjadikan aku "penulis" kecil di duniaku..
Apa kabarmu pagi ini? hmmmmm...yang ku tau kau tengah sibuk dengan aktifitasmu, bergelut dengan pasir dan debu. kau juga selalu bercumbu dengan matahari. Coba kau lihat, kulitmu kadang jadi putih dan coklat. Matahari memang usil, dia mengodamu tuh...karena dia tau aku selalu merindukanmu di sini.

Aku bahagia pagi ini, kau tau apa yang membuatku bahagia?
Dengan wajah mengkerut  kau akan berkata "mana ku tau!". Hmmmm, aku jadi terseyum dengan tingkahmu itu.
Baiklah akan ku katakan kepadamu, yang membuatku  bahagia, hari ini yaitu ketika "sms"ku kau balas...hehehe...
Bagiku itu sangat penting, makanya aku senang...
Sebentar ya...!, ku hentikan dulu menulis catatan ini...aku sambil kerja sich...sebelum "tatapan-tatapan tertentu" menatapku lebih tajam, aku berhenti dulu ya, nanti aku tulis  lagi...
Aku punya cerita untukmu tentang kutipanku yang di tulis di atas. Itu adalah pesan yang ku tulis untuk siswaku. Sabar dulu ya, ada banyak kisah yang akan ku tuturkan padamu! Semangat....
Nanti aku kembali lagi, untuk waktu yang tidak bisa ditentukan...
***


Aku kembali lagi...
he he he...
seperti janjiku tadi, aku kembali lagi. Sekarang, hari telah sore. Waktu yang tepat untuk bercengkrama dengan senja, dengan udara yang sama seperti waktu itu semoga kau tidak lupa.Semua yang ku lalui sampai detik ini sangat luar biasa, banyak hal yang buat aku mengerti, kalau hidup bukan untuk sesuatu yang disia-siakan. Terlebih lagi diratapi, karena aku telah berani bermimpi, maka aku benar-benar menikmati ini! sakit saat terpuruk, bahagia ketika mencoba bangkit, dan selalu semangat meski langkahku diselimuti rasa ragu.


Oh ya...
Tentang kata diatas, seperti yang kubilang, itu pesan yang kutulis untuk siswaku yang sangat dekat dengan aku. kau jangan cemburu ya, karena dia seperti Akip, jadi masih ingusan. ho ho ho..
Awalnya, aku menganggap bocah itu biasa. Seperti bocah kebanyakan di Primagama. Tapi tiap tahun selalu ada beberapa siswa yang sangat dekat dengan ku, bahkan ketika mereka merantau selalu bercerita. Dia nampak judes, bocah pintar, dari keluarga berada. Sepertinya kedua orang tuanya telah mempersiapkan masa depannya. Saat ini dia tercatat sebagai mahasiswa Teknik Sipil di Universitas Diponogoro, Semarang.
Karena kesalahan teknis DMI, aku jadi berurusan dengan bocah itu,hampir setiap bimbingan dia tanya hasil tes DMInya yang belum tiba. Jadi kami ngobrol deh...
termasuk aku ceritakan kedodolanku semasa kuliah, sampai hari ini aku jadi masiswa kok. Yang buat aku tersenyum, dia jadikan pesanku itu sebagai identitas atau catatan pentingnya di facebooknya. Tadi dia dan teman-temannya datang ke kantor "mbak, ademu datang" sambil cium tangan. Tau gak, aku ngerasa jadi guru sekarang.
ho ho ho...
Jadi malu...



Aku ceritakan itu biar kau tau mimpiku, nanti di masa waktu yang gak tentu kapan, aku mau bikin sekolah untuk anak-anak yang gak punya harapan, atau anak-anak yang gak tau di mana harapannya.

Sekolah yang gak dibatasi kurikulum sekolah dan diktat-diktat tebal. Nanti aku jadi kepala sekolahnya, dan ketika anak-anak itu lulus, mereka mengerti cara jadi manusia dan tau cara hidup. Bukan sekedar merengek minta pekerjaan atau jadi pengangguran...


Aku hanya akan jadi sampah kalau gampang menyerah..


semangat! Tulisan ini belum benar-benar selesai, tunggu ya...
nanti aku bawakan cerita lagi...














Tidak ada komentar:

Posting Komentar