Rabu, 14 November 2012

Hujan....


 

Luka yang kau usahakan tertutup itu,
pelan-pelan mulai menganga lagi
semakin perih, semakin sakit,
semakin lebam...

Kau sudah usahakan beragam penawar,
biar luka itu mengering dan hilang
seiring waktu yang berjalan..

Tetapi..
pelan-pelan, dengan sebab yang lagi-lagi sama,
luka itu sudah menganga kembali..

Sakit, ya?

Boleh...bolehh..boleh..
tentu saja boleh kau alirkan Si Bening itu lagi..
Si Bening yang bermukim di sudut mata,
yang akan terkumpul pelan-pelan dan mengembung seperti bola..
setelah sempurna,
bola bening itu akan menggelinding dan terjatuh,
lalu membikin parit di pipi..
Mereka bilang itu "air mata"..
yah..kalau itu adalah satu-satunya cara agar sakit itu terkamuflase..
agar sakit itu sejenak tidak berasa...
Maka menangislah..

Namun, ketika Si Bening itu belum mampu meluluhkan segala,
meredam juga menyembuhkan sakit itu,

Biar Hujan aja yang membasuh lukamu..
Biar Hujan saja yang menyembuhkan lukamu..
Biarlah  Hujan yang menemanimu...

Hujan dan kamu..
adalah suara-suara yang jadi satu..

seperti kamu yang slalu bisa memahami cerita hujan,
hujan yang slalu tau segala penjuru,
tidak pernah salah,
dan tak pernah bertanya apa dan siapa,

jangan hanya menghitung apa yang tidak kita punya,
siapa dan apa yang sudah pergi,
tetapi lihatlah apa yang kita punya..
slalu ada alasan buat bersyukur atas segala yang kita punya..

"penerimaan segala tiba"..


Jangan bersedih, ya!
Biar Hujan yang menyembuhkan lukamu....
............................
Hujan dan genteng yang bocor....
di 14 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar