Senin, 19 November 2012

Antara aku dan kau, Hujan



Antara aku dan kau, Hujan
di heningmu adalah sepi yang menenangkan semua kecemasan!
“Hei…kau tak perlu resah, semua akan baik-baik saja!”
katamu.



Antara aku dan kau, Hujan
Aku rasai rinaimu yang dingin menggemgan jemari-jemari,
membias di pori-pori wajah
membasah
“Tak perlu merasa sepi lagi, ya! Dengarkan aku bercerita, ya!
biar sepimu jadi ramai! He..he..he..”

riang selalu kau menyapa! Apa kau sedang senang?


Di setiap rinaimu yang menyentuh segala permukaan
atap-atap, lampu jalan, tanah-tanah,
dedaunan, rumput-rumput,batu-batu,
Sungai-sungai, comberan, pembuangan sampah,
adalah suara-suara yang meninabobokan..
“Kau datang untuk apa Hujan? Apa kau rindu pada Bumimu?”
tanyaku..


Antara aku dan kau, Hujan
di semua suara-suara yang aku dengar
tetes demit etas yang jatuh, sendok garpu yang beradu,
piring gelas, lalu lalang kendaraan,
pecahan batu, kayu apai, klason, dengung lampu merah,
detak jarum jam, desir aliran darahku,
juga di detak jantungku sendiri!
Masih fasih juga aku kenal dan kudengar satu suara itu..

Antara kau dan aku, Hujan..
adalah suara-suar yang jadi satu…



Terima kasih, ya!


(di 1 November, masih di tahun yang sama!)
***
ingat kan, obrolan pagi itu, ketika akan ke pemakaman...


...........




Tidak ada komentar:

Posting Komentar